MAKALAH
ILMU
SOSIAL DASAR
Remaja
dan Perubahannya
Disusun
oleh :
Yanggi
Yulianto
57416718
Universitas
Gunadarma
Fakultas
Teknologi Industri
Teknik
Informatika
2016
Kata Pengantar
Puji dan syukur
saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia- Nya
saya dapat menyelesaikan makalah tentang Remaja dan Permasalahannya ini dengan
baik meskipun masih terdapat banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya
berterima kasih pada Bapak Emilianshah Banowo, S.SOS.,MM selaku dosen mata kuliah
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma yang telah memberikan tugas ini kepada
saya.
Saya berharap
makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita
mengenai Pengertian Remaja, Masa Perkembangan Remaja dan Permasalahan Pada Remaja.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna
Semoga makalah
sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya saya
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya
mohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini di
waktu yang akan datang.
Depok, 23 November
2016
Penyusun,
Yanggi Yulianto
Bab I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Saat
ini generasi muda khususnya remaja, telah digembleng berbagai disiplin ilmu.
Hal itu tak lain adalah persiapan mengemban tugas pembangungan pada masa yang
akan datang, masa penyerahan tanggung jawab dari generasi tua ke generasi muda.
Sudah banyak generasi muda yang menyadari peranan dan tanggung jawabnya
terhadap negara di masa yang akan datang. Tetapi, dibalik semua itu ada
sebagian generasi muda yang kurang menyadari tanggung jawabnya sebagai generasi
penerus bangsa. Disatu pihak remaja berusaha berlomba-lomba dan bersaing dalam
menimba ilmu, tetapi dilain pihak remaja berusaha menghancurkan nilai-nilai
moralnya sebagai manusia. Hal ini sangat memprihatinkan bagi kita semua. Memang
tingkah laku mereka hanyalah merupakan masalah kenakalan remaja, tetapi
lama-kelamaan menuju suatu tindakan kriminalitas yang sangat meresahkan.
Pada
umumnya kenakalan remaja ini dilakukan oleh anak yang berumur antara 15-18
tahun. Masa remaja merupakan masa dimana sedang beralihnya masa anak-anak
menuju masa kedewasaan. Pada masa ini jiwa mereka masih labil dan mereka tidak
memiliki pegangan yang pasti. Mereka berbuat sesuai dengan pikiran dan nalar,
perbuatan itu mereka lakukan dalam mencari jati diri mereka sebenarnya.
Kenakalan
remaja itu harus diatasi, dicegah dan dikendalikan sedini mungkin agar tidak
berkembang menjadi tindak kriminal yang lebih besar yang dapat merugikan
dirinya sendiri, lingkungan masyarakat dan masa depan bangsa.
1.2 Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui dan
memahami Pengertian Remaja, Masa Perkembangan Remaja dan Permasalahan Pada
Remaja.
1.3
Metode Penulisan
Penulisan makalah ini
dilakukan dengan membaca beberapa referensi buku serta menjelajahi internet.
1.4
Manfaat Penulisan
Untuk meningkatkan
kesadaran kepada pembaca agar dapat memahami dan menerapkan ilmu yang
didapatkan dari hasil membaca makalah ini.
Bab
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Remaja Menurut Para Ahli
1. Menurut
Hurlock(1999)
Dalam bukunya menuliskan bahwa istilah adolescence atau
remaja berasal dari kata Latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh
menjadi dewasa.
2. Menurut Stanley Hall (dalam Santrock,
2003)
Usia remaja berada pada rentang 12-23
tahun. Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa
mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat
bervariasi. Bahkan ada yang dikenal juga dengan istilah remaja yang
diperpanjang, dan remaja yang diperpendek.
Remaja adalah masa yang penuh dengan
permasalahan. Statemen ini sudah dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal
abad ke-20 oleh Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley
Hall pada saat itu yaitu bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress) sampai sekarang masih banyak dikutip
orang.
3. Menurut Darajat
Zakiyah Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir,
ditandai oleh pertumbuhan fisik cepat. Pertumbuhan cepat yang terjadi pada
tubuh remaja luar dan dalam itu, membawa akibat yang tidak sedikit terhadap
sikap, perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja. (Darajat Zakiah, Remaja
harapan dan tantangan: 8).
4. Menurut Erickson masa
remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri.
Gagasan Erickson ini dikuatkan oleh James Marcia yang menemukan bahwa ada empat
status identitas diri pada remaja yaitu identity diffusion/ confussion, moratorium, foreclosure, dan identity achieved (Santrock,
2003, Papalia, dkk, 2001, Monks, dkk, 2000, Muss, 1988). Karakteristik remaja
yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering menimbulkan
masalah pada diri remaja.
2.2
Masa Perkembangan Remaja
1. Periode Masa Puber
usia 12-18 tahun.
A. Masa Pra Pubertas ( 12
– 13 tahun ): peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal pubertas.
Ciri – cirinya :
- Anak tidak suka diperlakukan seperti
anak kecil lagi.
- Anak mulai bersikap kritis.
B. Masa Pubertas ( 14-16
tahun ) : masa remaja awal.
Ciri – cirinya :
Mulai cemas dan bingung tentang perubahan
fisiknya.
- Memperhatikan penampilan.
- Suka berkelompok dengan teman sebaya dan
senasib.
C. Masa Akhir Pubertas (
17-18 tahun ) :
Ciri – cirinya :
- Pertumbuhan fisik sudah mulai matang
tetapi kedewasaan psikologisnya belum tercapai sepenuhnya.
- Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja
putri lebih awal dari remaja pria.
2. Periode Remaja
Adolesen ( 19-21 tahun ) : Merupakan masa akhir remaja.
Ciri – cirinya :
- Perhatiannya tertutup pada hal-hal
realistis.
- Mulai menyadari akan realitas.
2.3
Permasalahan Pada Remaja
Gunarsa (1989) merangkum beberapa karakteristik remaja yang
dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu:
1. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan
dalam gerakan.
2. Ketidakstabilan emosi.
3. Adanya perasaan kosong akibat perombakan
pandangan dan petunjuk hidup.
4. Adanya sikap menentang dan menantang orang
tua.
5. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi
pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan orang tua.
6. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan
tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.
7. Senang bereksperimentasi.
8. Senang bereksplorasi.
9. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan
bualan.
10. Kecenderungan membentuk kelompok dan
kecenderungan kegiatan berkelompok.
Berdasarkan tinjauan teori perkembangan, usia remaja adalah masa
saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental
dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian (Fagan, 2006). Sebagian
remaja mampu mengatasi transisi ini dengan baik, namun beberapa remaja bisa
jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan sosial. Beberapa
permasalahan remaja yang muncul biasanya banyak berhubungan dengan
karakteristik yang ada pada diri remaja. Berikut ini dirangkum beberapa
permasalahan utama yang dialami oleh remaja.
Permasalahan Fisik
dan Kesehatan
Permasalahan akibat perubahan
fisik banyak dirasakan oleh remaja awal ketika mereka mengalami pubertas. Pada
remaja yang sudah selesai masa pubertasnya (remaja tengah dan akhir)
permasalahan fisik yang terjadi berhubungan dengan ketidakpuasan/ keprihatinan
mereka terhadap keadaan fisik yang dimiliki yang biasanya tidak sesuai dengan
fisik ideal yang diinginkan. Mereka juga sering membandingkan fisiknya dengan
fisik orang lain ataupun idola-idola mereka. Permasalahan fisik ini sering
mengakibatkan mereka kurang percaya diri. Levine & Smolak (2002) menyatakan
bahwa 40-70% remaja perempuan merasakan ketidakpuasan pada dua atau lebih dari
bagian tubuhnya, khususnya pada bagian pinggul, pantat, perut dan paha. Dalam
sebuah penelitian survey pun ditemukan hampir 80% remaja ini mengalami
ketidakpuasan dengan kondisi fisiknya (Kostanski & Gullone, 1998).
Ketidakpuasan akan diri ini sangat erat kaitannya dengan distres emosi, pikiran
yang berlebihan tentang penampilan, depresi, rendahnya harga diri, onset
merokok, dan perilaku makan yang maladaptiv (& Shaw, 2003; Stice &
Whitenton, 2002). Lebih lanjut, ketidakpuasan akan body image ini dapat sebagai pertanda awal
munculnya gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia (Polivy & Herman,
1999; Thompson et al).
Dalam masalah kesehatan tidak banyak remaja yang mengalami sakit
kronis. Problem yang banyak terjadi adalah kurang tidur, gangguan makan, maupun
penggunaan obat-obatan terlarang. Beberapa kecelakaan, bahkan kematian pada
remaja penyebab terbesar adalah karakteristik mereka yang suka bereksperimentasi
dan berskplorasi.
Permasalahan
Alkohol dan Obat-Obatan Terlarang
Penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang
akhir-akhir ini sudah sangat memprihatinkan. Walaupun usaha untuk menghentikan
sudah digalakkan tetapi kasus-kasus penggunaan narkoba ini sepertinya tidak
berkurang. Ada kekhasan mengapa remaja menggunakan narkoba/ napza yang
kemungkinan alasan mereka menggunakan berbeda dengan alasan yang terjadi pada
orang dewasa. Santrock (2003) menemukan beberapa alasan mengapa remaja mengkonsumsi
narkoba yaitu karena ingin tahu, untuk meningkatkan rasa percaya diri,
solidaritas, adaptasi dengan lingkungan, maupun untuk kompensasi.
·
Pengaruh sosial dan
interpersonal: termasuk kurangnya kehangatan dari orang tua, supervisi, kontrol
dan dorongan. Penilaian negatif dari orang tua, ketegangan di rumah, perceraian
dan perpisahan orang tua.
· Pengaruh budaya dan
tata krama: memandang penggunaan alkohol dan obat-obatan sebagai simbol
penolakan atas standar konvensional, berorientasi pada tujuan jangka pendek dan
kepuasan hedonis, dll.
· Pengaruh
interpersonal: termasuk kepribadian yang temperamental, agresif, orang yang
memiliki lokus kontrol eksternal, rendahnya harga diri, kemampuan koping yang
buruk, dll.
·
Cinta dan Hubungan
Heteroseksual
·
Permasalahan Seksual
·
Hubungan Remaja dengan
Kedua Orang Tua
·
Permasalahan Moral,
Nilai, dan Agama
Lain halnya dengan pendapat Smith &
Anderson (dalam Fagan,2006), menurutnya kebanyakan remaja melakukan perilaku
berisiko dianggap sebagai bagian dari proses perkembangan yang normal. Perilaku
berisiko yang paling sering dilakukan oleh remaja adalah penggunaan rokok,
alkohol dan narkoba (Rey, 2002). Tiga jenis pengaruh yang memungkinkan
munculnya penggunaan alkohol dan narkoba pada remaja:
Salah satu akibat dari
berfungsinya hormon gonadotrofik yang diproduksi oleh kelenjar hypothalamus
adalah munculnya perasaan saling tertarik antara remaja pria dan wanita.
Perasaan tertarik ini bisa meningkat pada perasaan yang lebih tinggi yaitu
cinta romantis (romantic love) yaitu luapan hasrat
kepada seseorang atau orang yang sering menyebutnya “jatuh cinta”.
Santrock (2003) mengatakan bahwa cinta romatis menandai
kehidupan percintaan para remaja dan juga merupakan hal yang penting bagi para
siswa. Cinta romantis meliputi sekumpulan emosi yang saling bercampur seperti
rasa takut, marah, hasrat seksual, kesenangan dan rasa cemburu. Tidak semua
emosi ini positif. Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Bercheid &
Fei ditemukan bahwa cinta romantis merupakan salah satu penyebab seseorang
mengalami depresi dibandingkan dengan permasalahan dengan teman.
Tipe cinta yang lain
adalah cinta kasih sayang (affectionate love)
atau yang sering disebut cinta kebersamaan yaitu saat muncul keinginan individu
untuk memiliki individu lain secara dekat dan mendalam, dan memberikan kasih
sayang untuk orang tersebut. Cinta kasih sayang ini lebih menandai masa
percintaan orang dewasa daripada percintaan remaja.
Dengan telah matangnya organ-organ seksual pada remaja maka akan
mengakibatkan munculnya dorongan-dorongan seksual. Problem tentang seksual pada
remaja adalah berkisar masalah bagaimana mengendalikan dorongan seksual,
konflik antara mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan,
adanya “ketidaknormalan” yang dialaminya berkaitan dengan organ-organ
reproduksinya, pelecehan seksual, homoseksual, kehamilan dan aborsi, dan
sebagainya (Santrock, 2003, Hurlock, 1991).
Diantara perubahan-perubahan yang terjadi pada
masa remaja yang dapat mempengaruhi hubungan orang tua dengan remaja adalah :
pubertas, penalaran logis yang berkembang, pemikiran idealis yang meningkat,
harapan yang tidak tercapai, perubahan di sekolah, teman sebaya, persahabatan,
pacaran, dan pergaulan menuju kebebasan.
Beberapa konflik yang biasa terjadi antara
remaja dengan orang tua hanya berkisar masalah kehidupan sehari-hari seperti
jam pulang ke rumah, cara berpakaian, merapikan kamar tidur. Konflik-konflik
seperti ini jarang menimbulkan dilema utama dibandingkan dengan penggunaan
obat-obatan terlarang maupun kenakalan remaja.
Beberapa remaja juga mengeluhkan cara-cara
orang tua memperlakukan mereka yang otoriter, atau sikap-sikap orang tua yang
terlalu kaku atau tidak memahami kepentingan remaja.
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Akhir-akhir ini banyak orang tua maupun
pendidik yang merasa khawatir bahwa anak-anak mereka terutama remaja mengalami
degradasi moral. Sementara remaja sendiri juga sering dihadapkan pada
dilema-dilema moral sehingga remaja merasa bingung terhadap keputusan-keputusan
moral yang harus diambilnya. Walaupun di dalam keluarga mereka sudah ditanamkan
nilai-nilai, tetapi remaja akan merasa bingung ketika menghadapi kenyataan
ternyata nilai-nilai tersebut sangat berbeda dengan nilai-nilai yang dihadapi
bersama teman-temannya maupun di lingkungan yang berbeda.
Pengawasan terhadap tingkah laku oleh orang
dewasa sudah sulit dilakukan terhadap remaja karena lingkungan remaja sudah
sangat luas. Pengasahan terhadap hati nurani sebagai pengendali internal
perilaku remaja menjadi sangat penting agar remaja bisa mengendalikan
perilakunya sendiri ketika tidak ada orang tua maupun guru dan segera menyadari
serta memperbaiki diri ketika dia berbuat salah.
3.2 Saran
Dari beberapa bukti dan fakta tentang remaja, karakteristik dan
permasalahan yang menyertainya, semoga dapat menjadi wacana bagi orang tua
untuk lebih memahami karakteristik anak remaja mereka dan perubahan perilaku
mereka. Perilaku mereka kini tentunya berbeda dari masa anak-anak. Hal ini
terkadang yang menjadi stressor tersendiri bagi orang tua. Oleh karenanya, butuh
tenaga dan kesabaran ekstra untuk benar-benar mempersiapkan remaja kita kelak
menghadapi masa dewasanya.
DAFTAR PUSTAKA
Choate, L.H. (2007). Counseling Adolescent Girls for Body Image
Resilience: Strategi for School Counselors. Profesional School
Counseling. Alexandria: Feb 2007. Vol. 10, Iss. 3; pg. 317, 10 pgs. Diakses melalui http://ezproxy.match.edu/menu pada 9 Mei 2008
Fagan, R. (2006). Counseling and Treating Adolescents with Alcohol
and Other Substance Use Problems and their Family. The Family Journal:
Counseling therapy For Couples and Families. Vol.14. No.4.326-333.
Sage Publication diakses melalui http://tfj.sagepub.com/cgi/reprint/14/4/326
pada 18 April 2008
Gunarsa, S. D. (1989). PsikologiPperkembangan: Anak dan
Remaja. Jakarta: BPK. Gunung Mulia.
Hurlock, E.B. (1991). Psikolgi Perkembangan Suatu
Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Terjemahan oleh Istiwidayanti
dan Soedjarwo). Jakarta : Penerbit Erlangga.
Mongks, F. J. , Knoers, A. M. P. , & Haditono, S. R. (2000). Psikologi
Perkembangan: Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Muss, R. E. , Olds, S. W. , & Fealdman (2001). Human
Developmen. Boston: McGraw-Hill Companies.
Rey, J. (2002). More than Just The Blues: Understanding
Serious Teenage Problems. Sydney: Simon & Schuster.
Santrok, J.
W. (2003). Adolescence (Perkembangan Remaja). Terjemahan.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
https://alvitasusukan.wordpress.com/2011/10/27/perkembangan-remaja-dan-permasalahannya/
0 komentar:
Posting Komentar