Apa itu MP3 ?
MP3 merupakan singkatan dari MPEG-1 Audio Layer 3 atau
MPEG-2 audio layer 3 dan memiliki ekstensi .mp3. MP3 merupakan format audio
Moving Picture Expert Group, dimana salah satu developer yang menonjol dalam
grup itu adalah Fraunhofer Society. Menurut Wikipedia, dasar dari komresi MP3
sudah dikembangkan sejak jauh-jauh hari yaitu sejak tahun 1980-an, namun pada
tahun 1995 format ini resmi dirilis.
Prinsip dari komresi pada file MP3 adalah dengan
menghilangkan frekuensi-frekuensi suara yang tidak dijangkau oleh pendengaran,
dengan demikian ukuran file dapat ditekan serendah mungkin tanpa mengurangin
kualitas suara yang diterima oleh telinga kita secara drstis. Hal ini dinamakan
dengan psychoacoustic.
Sebagai format audio, ane yakin 99% player multimedia
di dunia mensupport format yang satu ini. Bahkan ane yakin kalian yang membaca
blog ini format audionya pasti MP3 :D
Kualitas tertinggi pada file MP3 mempunyai bitrate
320kbps. Secara umum, kualitas dari sebuah MP3 memang ditentukan oleh besarnya
bitrate ini. Semakin besar bitrate, semakin bagus pula kualitas lagu tersebut
dan semakin besar pula ukurannya.
Alternatif lossy format selain MP3 sendiri terhitung
banyak, antara lain AAC, M4A, OGG, dsb.
Keuntungan : Mempunyai ukuran yang relative kecil,
memiliki Fitur tambahan (Volume normalization + Replay Gain).
Kerugian : Sebagian data hilang dalam kompresi.
Apa itu FLAC ?
FLAC adalah singkatan dari Free Lossless Audio Codec
dimana filenya berekstensi .flac. Format audio ini pada awalnya dikembangkan
oleh Josh Coalson, dimana pada tahun 2033 pengembangnya berpindah ke bawah
naungan Xiph.org Foundation. Format ini pertama kali dirilis ke public pada
tahun 2001, dan mencapai stable release pada versi 1.2.1 di tahun 2007. Satu
hal yang umumnya pengguna awam ‘kagetkan’ dari file FLAC ini ialah ukurannya
file yang besar. Bisa dibilang rata-rata ukuran file FLAC memang besar, tapi
bila dibandingkan dengan format lossless audio sendiri terbilang rata-rata.
Keuntungan utama dari kompresi FLAC (dan format
lossless lain secara umum) adalah "Virtually exact copy of CD". Jadi,
apabila ente nge-rip CD agan ke format FLAC ini, file FLAC yang ente dapatkan
akan bersuara sama persis seperti bila agan memutar sebuah CD fisik, keren kan?
Jadi, begitu ente meng-unzip file itu, barulah Ente akan mendapat isi yang
sebenarnya, dalam hal ini adalah lagu itu sendiri. Kira-kira begitulah cara
kerja format FLAC ini
Jika FLAC adalah format audio yang mempunyai reproduksi suara yang 'perfect', maka dibutuhkan pula 'perfect equipment' untuk mengeluarkan potensi terbaik dari lagu FLAC ente, misalnya dengan penggunaan spaker Hi-Fi, Headphone kelas atas, DAC, dsb. Hal ini lebih karena jika menggunakan perlatan-peralatan yang 'biasa-biasa' saja, maka mantapnya sebuah file FLAC relatif tidak terasa. Biasanya para audiophile-lah yang mengejar kesempurnaan menikmati musik seperti ini.
Untuk memutar FLAC pada laptop/komputer kebanyakan player yang ada sekarang ini sudah mendukung FLAC, namun beberapa yang katanya recommended adalah foobar 2000, AIMP Player, dan MediaMonkey.
Playback support untuk FLAC sendiri kini juga semakin meluas, salah satu yang paling menonjol adalah native support bagi format FLAC pada smartphone-smartphone ber-OS Android, yaitu semenjak rilis Android 3.1 Honeycomb. Dan karena berbagai kelebihan inilah, kini FLAC juga semakin populer di kalangan studio dan label rekaman.
Lalu bagaimana cara mendapat file FLAC ini? Gampang! Kalo ente punya CD, tinggal rip aja langsung dari CD tersebut dengan program ripper/converter favorit agan karena encoder untuk FLAC ini juga gratis kok. Beberapa progam yang populer dipake buat nge-rip CD > FLAC antara lain Exact Audio Copy. Selain dengan nge-rip sendiri, ente juga bisa beli langsung ke situs-situs yang menyediakan format FLAC, macem HDtracks.com atau Qobuz.com. Tapi kalo mau yang lebih simpel, tinggal tanya ke om gugel dengan tambahan FLAC di belakang keyword.
Jika FLAC adalah format audio yang mempunyai reproduksi suara yang 'perfect', maka dibutuhkan pula 'perfect equipment' untuk mengeluarkan potensi terbaik dari lagu FLAC ente, misalnya dengan penggunaan spaker Hi-Fi, Headphone kelas atas, DAC, dsb. Hal ini lebih karena jika menggunakan perlatan-peralatan yang 'biasa-biasa' saja, maka mantapnya sebuah file FLAC relatif tidak terasa. Biasanya para audiophile-lah yang mengejar kesempurnaan menikmati musik seperti ini.
Untuk memutar FLAC pada laptop/komputer kebanyakan player yang ada sekarang ini sudah mendukung FLAC, namun beberapa yang katanya recommended adalah foobar 2000, AIMP Player, dan MediaMonkey.
Playback support untuk FLAC sendiri kini juga semakin meluas, salah satu yang paling menonjol adalah native support bagi format FLAC pada smartphone-smartphone ber-OS Android, yaitu semenjak rilis Android 3.1 Honeycomb. Dan karena berbagai kelebihan inilah, kini FLAC juga semakin populer di kalangan studio dan label rekaman.
Lalu bagaimana cara mendapat file FLAC ini? Gampang! Kalo ente punya CD, tinggal rip aja langsung dari CD tersebut dengan program ripper/converter favorit agan karena encoder untuk FLAC ini juga gratis kok. Beberapa progam yang populer dipake buat nge-rip CD > FLAC antara lain Exact Audio Copy. Selain dengan nge-rip sendiri, ente juga bisa beli langsung ke situs-situs yang menyediakan format FLAC, macem HDtracks.com atau Qobuz.com. Tapi kalo mau yang lebih simpel, tinggal tanya ke om gugel dengan tambahan FLAC di belakang keyword.
Alternatif lossless audio selain FLAC antara lain
adalah WAV, WMA lossless, dan ALAC.
Keuntungan : Nikmati
lagu yg sesungguhnya, *new*
Support Hi-Res Audio,
Decoding cepat, Open-source, Support tagging, Ekosistem yang lebih besar
dibanding format lossless lainnya.
Kerugian : Ukuran file besar, Membutuhkan equipment yg optimum
0 komentar:
Posting Komentar